Vermicomposting sampah pasar menggunakan cacing Lumbriccus Rubellus dan Eisenia Foetida
Salah satu mahasiswa Teknik Lingkungan ITATS, Hesty Rizka Sinvana Erliyanti – yang telah diwisuda 28 April 2018, melakukan penelitian pemanfaatan sampah pasar menjadi kompos melalui proses vermicomposting yang menggunakan cacing tanah.
Vermicomposting adalah proses pembuatan kompos melalui budidaya cacing. Vermicomposting menghasilkan dua macam produk utama, yakni biomassa cacing dan kascing (bekas cacing). Vermikomposting berbeda dari pengomposan tradisional dalam beberapa hal. Proses vermicomposting lebih cepat dari pada pengomposan tradisional, karena bahan-bahan organik melewati sistem pencernaan cacing tanah yang mengandung banyak aktivitas mikroorganisme yang membantu proses dekomposisi bahan organik
Cacing tanah yang digunakan pada vermicomposting
Cacing tanah memiliki peranan yang penting dalam menghancurkan bahan organik sehingga dapat memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan populasi mikroorganisme yang bermanfaat bagit anaman. Cacing tanah juga dapat mendekomposisi sampah organik menjadihumus. Pada umumnya cacing tanah yang digunakan pada proses vermicomposting adalah cacing tanah jenis epigeic. Cacing tanah epigeic merupakan cacing tanah pemakan sampah. Cacing tanah epigeic memiliki produktivitas tertinggi.
Analisa di laboratorium Teknik Lingkungan ITATS
Lumbriccus Rubellus dan Eisenia Foetida merupakan cacing tanah yang tergolong ke dalam kelompok epigeic dan merupakan pemakan berbagai variasi material degradable yang baik digunakan untuk vermikomposting. Pengomposan dengan menggunakan cacing tanah tersebut selain diperoleh vermikompos yang kaya unsur hara, juga menghasilkan biomassa cacing sebagai sumber protein hewani.
Kompos dari proses vermicomposting