Dengan pembawaan ceria, Dindayu Fatmawati nampak sangat berbahagia saat membagikan pengalamannya mengikuti student exchange di China. Dinda, demikian mahasiswi Jurusan Arsitektur ini biasa disapa, merupakan salah satu perwakilan FTSP (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan) yang berangkat studi di Kota Nanjing, Propinsi Jiangsu, China dalam program student exchange.
Pengalaman luar biasa dirasakan Dinda, mengingat saat studi di Nanjing bertepatan dengan musim winter dengan suhu mencapai -4 0C. Pengalaman lain yang menakjubkan mahasiswi arsitektur yang piawai bernyanyi ini adalah model transportasi di Nanjing. Bus dan Ditie (subway) sebagai bentuk transportasi masal dengan mudah dapat ditemui, termasuk penggunaan motor serta mobil listrik. Menurutnya transportasi demikian dapat mengurangi kemacetan dan pencemaran udara.
Dinda berseloroh, “semua masyarakat di Nanjing melek teknologi”. Mayoritas sistem pembayaran mayoritas menggunakan scan barcode. “Kemajuan teknologi di China sangat bagus, namun di sisi lain, akses mereka terhadap social media sangat dibatasi. Bahkan cukup banyak situs-situs terkenal diblokir. Sebagai pengganti Google, mereka menggunakan Baidu, Youtube digantikan oleh Youku, Twitter digantikan dengan Weibo, dan Facebook ditukar dengan Ren Ren”. Demikian Dinda menceritakan kehidupan keseharian masyarakat Nanjing terkait teknologi.
Dinda melanjutkan cerita pengalamannya studi di China. “Masyarakat di sana senantiasa tepat waktu. Ketika terlambat masuk kelas, kami pun mendapat hukuman. Sehari-hari kami mendapatkan pemandangan para pekerja yang harus berangkat pagi-pagi karena tidak ingin tertinggal subway. Bahkan beberapa kali, kami melihat mereka makan sambil berjalan menuju subway demi menghemat waktu”.
Makanan favorit mahasiswi arsitektur ini saat di China adalah Malatang, yaitu sup pedas. Dinda bebas memilih isi sup sesuai selera. Tersedia frozen food, sayur, tahu, daging, ataupun ikan. Harga sup relatif bervariasi sesuai berat makanan yang dipilih.
Mengakhiri ceritanya, Dinda menyampaikan keinginan yang belum sempat dilakukannya saat berada di China, yaitu lebih sering mengunjungi bangunan-bangunan dengan arsitektural unik, khususnya Sifang Art Museum. Dinda mengajak rekan-rekan alumni SMA/SMK untuk juga bisa berkesempatan menikmati studi di China dengan segera mendaftarkan diri sebagai mahasiswa arsitektur. (ULF, red)