Berita

Melalui Program IbM, ITATS Dapat Meningkatkan Produktivitas Pengrajin Tenun ATBM Cerme Gresik

ITATS sebagai lembaga pendidikan tinggi di Surabaya selalu memperhatikan UKM di sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya penerapan Iptek bagi Masyarakat, khususnya UKM pengrajin tenun ATBM Desa Ngabetan, Cerme, Gresik, Jawa Timur.

Sentra kain tenun di Kabupaten Gresik di Kacamatan Cerme berlokasi di Desa Ngabetan, Desa Semampir, dan Desa Wedani. Pada tahun 1930, masyarakat Kota Gresik sudah memulai membuat kain tenun ATBM. Keunggulan dari kain tenun ATBM Kabupaten Gresik ini terletak pada kualitas benang dan pewarnaan yang tidak memudar meskipun berpuluh-puluh tahun, dari keunggulan inilah kain tenun ATBM Gresik memiliki kualitas yang kurang maksimal.

Ketika melakukan wawancara langsung dengan pengrajin kain tenun ATBM ternyata pengrajin kain tenun mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku utama kain tenun, dan pasar tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Padahal pengrajin harus membuat minimal 100 potong kain tenun untuk tiap bulannya. Jika tidak ada bahan baku maka proses produksi akan terhenti, padahal pekerjaan itu sebagai satu-satunya sumber mata pencaharian.

Bapak Taselin dan Ibu Suwanti adalah salah satu pengrajin tenun ATBM Desa Ngabetan, Cerme, Gresik, dimana pengrajin tersebut dijadikan mitra dalam program IbM, pengrajin mengeluhkan ketersediaan bahan baku dan pemasaran produk.

Jenis produk yang dihasilkan adalah kain tenun ATBM dan harga satu potong kain tenun itu adalah Rp200 ribu per potong. Produk diproduksi sesuai pesanan dari toko grosir. Desain motif yang dimiliki berjumlah sekitar puluhan jenis desain untuk motif kain tenun.

Persiapan Bahan Baku Kain Tenun

Persiapan Bahan Baku Kain Tenun

Persiapan Bahan Baku Kain Tenun

Produk kain sarung tenun dipasarkan di berbagai kota yaitu Madura, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Jombang, dan Tulungagung. Produk akan dikirim sesuai dengan pesanan.

Proses Kain Tenun ATBM Proses Kain Tenun ATBM

Proses Kain Tenun ATBM

Permasalahan dari pengrajin ini terbukti dengan sering terhentinya proses produksi karena bahan baku yang sulit didapatkan dan bidang pemasaran produk selama ini memakai sistem konsinyasi. Dari permasalahan tersebut maka dosen Teknik Industri ITATS, Ibu Suhartini, S.T., M.T. dan dosen Teknik Kimia ITATS Bapak Dr. Agus Budianto, S.T., M.T. melakukan program pengabdian masyarakat yang didanai oleh Kemenristekdikti tahun anggaran 2017. Hasilnya, program ini sangat membantu pengrajin dalam menyelesaikan masalahnya.

Banner IBM Mitra Memperoleh Bahan Baku (Benang) dan Etalase untuk Display Produk Jadi Mitra Memperoleh Bahan Baku (Benang) dan Etalase untuk Display Produk Jadi Mitra Memperoleh Bahan Baku (Benang) dan Etalase untuk Display Produk Jadi

Mitra Memperoleh Bahan Baku (Benang) dan Etalase untuk Display Produk Jadi

Related Articles

× Butuh Bantuan? Klik Disini