Air merupakan kebutuhan paling penting bagi manusia untuk mendukung hajat hidup. Kehidupan manusia sangat bergantung pada kebutuhan pemenuhan air. Pemenuhan air merupakan tantangan yang dimiliki oleh negara berkembang termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta dan jumlah pulau 17.000 merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia terkait dengan upaya pemenuhan air bagi masyarakat. Latar belakang tersebut menjadi landasan bagi Teknik Lingkungan ITATS untuk menyelenggarakan kuliah tamu mengenai “Upaya Pemenuhan Air Minum di Indonesia”. Teknik Lingkungan ITATS menghadirkan Bapak Wafiyuddin dari PDAM Surabaya dengan jabatan terakhir sebagai manajer proses PDAM Surabaya dan Dosen Teknik Lingkungan ITATS, yaitu Prof.Ir. Wahyono Hadi M.Sc Ph.D
Melalui kuliah tamu, Pak Wafiyudin mengatakan bahwa Beban PDAM Kota Surabaya lebih sulit bila dibandingkan PDAM di Kota lain, mengingat air baku di Surabaya merupakan air permukaan yang terletak di hilir. Sumber air baku PDAM Kota Surabaya berasal dari kali Surabaya ditambah sumber air di luar kota seperti sumber Umbulan.
Pak Wafiyudin juga menyampaikan bahwa distribusi air bersih ke rumah pelanggan dilakukan dengan 16 rumah pompa. Saat ini, persentase pelayanan air bersih di Kota Surabaya telah mencapai 98% dengan jumlah pelanggan PDAM Kota Surabaya adalah 590.640 pelanggan.
Berdasarkan hasil laboratorium di tahun 2020 sesuai dengan PP 82 Tahun 2001, Kali Surabaya yang menjadi sumber air baku PDAM Kota Surabaya termasuk ke dalam Sungai kelas 2. Peruntukkan kelas 2 adalah sebagai sumber irigasi, hal ini merupakan tantangan bagi PDAM Kota Surabaya. Pak Wafiyudin menyampaikan bahwa peningkatan produktivitas dilakukan oleh PDAM Surabaya dengan penambahan Unit aerator-prasedimentasi pada IPAM Karangpilang 3. Selain itu, PDAM Kota Surabaya melakukan peningkatan manajemen PDAM dilakukan dengan Implementasi ISO 55001 terkait Manajemen Aset.
Potensi air laut menjadi topik yang disampaikan oleh dosen Teknik Lingkungan ITATS Prof.Ir. Wahyono Hadi M.Sc Ph.D. Melalui kuliah tamu Prof. Wahyono menyampaikan potensi air laut sebagai air minum masa depan kota pesisir. Indonesia memiliki potensi besar dalam mengolah air laut menjadi air minum. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang otomatis memiliki wilayah laut yang besar.
Air laut merupakan pilihan bagi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai bahan baku air minum. Selain itu, air laut memiliki mineral potensial sebagai bahan baku industri seperti garam, magnesium, NaOh, NaOCl, Cl2 dan Nigari. Prof Wahyono juga menyampaikan bahwa salah satu teknologi yang dapat mengolah air laut menjadi air minum, antara lain Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).
Di akhir kuliah tamu Prof. Wahyono berpesan jika pengolahan air laut dapat dioptimalkan dengan baik dan masif oleh pemerintah dengan melibatkan industri dan investor serta masyarakat secara sinergi maka akan memberikan manfaat dan keuntungan yang besar bagi Indonesia. (TL)