ITATS Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Berita Terkait

Mahasiswa Teknik Pertambangan ITATS Raih Best Presenter dan Top Five
Kuliah Tamu Prodi Teknik Pertambangan ITATS : Prospek Masa Depan Pertambangan Nasional di Era Transisi energi
Lima Mahasiswa Teknik Sipil ITATS Berangkat Ke Taiwan untuk Menyelesaikan Program Double Degree dan Magang Industri
Mahasiswa Sistem Informasi ITATS Raih Juara 1 dalam Perlombaan Software Development di PEKAN IT 2024
Mahasiswa Teknik Sipil ITATS Kembali Raih Juara di Tingkat Internasional

Dosen ITATS Bekerjasama dengan Kemenristekdikti dapat Meningkatkan Pendapatan Home Industri Kerupuk Lele Sidoarjo

Skema Iptek bagi Masyarakat merupakan bagian dari skema hibah yang didanai oleh Kemenristekdikti. Skema ini ditujukan bagi dosen dalam melaksanakan salah satu kewajibannya yaitu pengabdian kepada masyarakat. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan partisipasi dosen dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat.

Pada tahun 2017, ITATS banyak mendapatkan dana hibah dalam skema ini. Salah satu dosen yang mendapatkan dana ini adalah Anita T. Kurniawati, M.Si. Ibu Anita dibantu dengan tim yaitu Ir. Wiwik Widyo W., M.T. dan Evi Yuliawati, S.T., M.T. melakukan pendampingan kepada masyarakat. Dalam melaksanakan program ini, Ibu Anita beserta tim menjadikan UKM home industri kerupuk lele sebagai mitranya. Ketertarikan tim dalam menjadikan UKM ini sebagai mitra adalah inovasi yang dilakukan mitra dalam menggunakan bahan baku lele yang jarang ditemukan di masyarakat. Selain UKM pengusaha kerupuk lele, tim juga menjadikan peternak lele yang merupakan bagian dari penyuplai bahan baku sebagai mitra.Pendampingan Home Industri Kerupuk Lele, Sidoarjo

Kegiatan dalam program ini berupa kegiatan pendampingan, pelatihan, dan pembelian peralatan guna mendukung proses produksi kedua mitra. Hambatan-hambatan dan kendala yang dialami kedua mitra didiskusikan bersama tim guna mencari solusi. Selama ini, mitra pertama (produsen kerupuk lele, Red) menggunakan pisau secara manual dalam melakukan pemotongan kerupuk. Tim kemudian membelikan mitra alat pemotong kerupuk. Alat ini mampu menjadikan produksi mitra lebih efektif dan efisien. Jika menggunakan pisau, pemotongan 4 kg adonan kerupuk mentah memerlukan waktu 3 jam. Dengan alat pemotong ini, hanya dibutuhkan sekitar 1 jam untuk melakukannya. Alat ini juga membuat kapasitas produksi mengalami peningkatan 3 kali lipat dibanding produksi secara manual.

Kemasan Kerupuk Lele: KULESelain itu, mitra juga didampingi dalam melakukan pengurusan izin PIRT. Pengurusan ini dilakukan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Tujuannya adalah mendapat sertifikat PIRT sehingga mitra akan mempunyai peluang untuk memasarkan produknya di supermarket-supermarket yang umumnya mewajibkan adanya PIRT dalam produk UKM yang dipasarkan. Untuk lebih meningkatkan lagi penjualannya, tim melakukan pelatihan pemasaran secara online. Dengan pemasaran online ini, mitra akan dapat memasarkan produknya kepada khalayak yang lebih luas, tidak terbatas pada wilayah Sidoarjo saja. Medianya yakni berupa blog dengan alamat krupukleleblog.wordpress.comPendampingan Pakan LeleKemasan produk juga menjadi perhatian tim ini. Untuk itu, dibuatkan sebuah desain kemasan yang menarik agar konsumen tertarik dengan produk hasil olahan mitra.

Sedangkan sebagai penyuplai bahan baku UKM kerupuk lele, mitra kedua dibuatkan alat pembuat pakan lele. Selama ini, biaya yang dikeluarkan oleh peternak lele ini hampir 60% dialokasikan pada pakan. Kondisi ini menyebabkan banyak peternak lele yang merugi. Dengan alat ini, mitra dapat menghemat biaya sebesar 30% dari biaya total yang dikeluarkan. (nfr)