Tugas utama seorang dosen dibagi menjadi tiga kategori atau yang biasanya disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Pengajaran dilakukan dengan memberikan kuliah kepada mahasiswa di kelas. Penelitian dilakuakn dengan cara meneliti sesuai dengan bidang keilmuan yang dikuasai. Sedangkan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan dengan cara membuat program yang secara langsung dapat drasakan oleh masyarakat.
Program tri dharma ini dilakukan tiap tahun dan harus dilaporkan dalam bentuk Beban Kinerja Dosen. MenristekDIKTI memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya di bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Bentuk dukungan yang diberikan berupa pendanaan yang dihibahkan kepada dosen yang lolos dalam mengikuti seleksi.
Tahun 2017 ITATS meloloskan sedikitnya 6 Judul Pengabdian kepada Masyarakat. Yang salah satu programnya diinisiasi oleh Enggar Alfianto S.Si., M.Si. Program Pengabdian Kepada Masyarakat dimaksud berbentuk Iptek bagi Msyarakat (IbM), yaitu Program yang didanai oleh MenristekDIKTI yang dilaksanakan oleh dosen dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Progran IbM yang diinisiasi oleh Enggar berjudul IbM BAGI PRODUSEN KUE KLEPON. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan melatih UKM kue Klepon agar dapat memanage bisnis yang dijalankan dengan baik.
Sesuai dengan nama programnya yaitu Iptek Bagi Masyarakat, maka kegiatan tersebut harus mengandung transfer teknologi dari kampus untuk masyarakat. Menurut pengakuan Enggar, Teknologi yang ditransfer ke UKM tersebut adalah alat pengupas kulit ari kelapa. Tujuan dibuatnya alat ini adalah agar mempercepat proses pengupasan kulit ari kelapa sehingga dapat mendukung peningkatan produksi klepon.
Alat pengupas kelapa ini menggunakan komponen yang ada dipasaran, yaitu motor, gir dan rantai. Cara kerjanya pun cukup sederhana, kelapa diletakkan dalam tempat yang telah disediakan, kemudian motor yang sudah dipasang memutar rantai yang akhirnya memutar kelapa. Di sekeliling kelapa telah dipasang pisau sehingga pisau tersebut mengenai kuliat ari kelapa. Sehingga kulit ari kelapa lama-lama terlepas dari kelapa. Cara kerja ini mirip dengan cara kerja mesin bubut, namun diterapkan ditempat yang berbeda.
Dengan menggunakan alat pengupas kuliat ari kelapa, yang biasanya membutuhkan waktu 50 detik per kelapa kini hanya membutuhkan waktu 23 detik per kelapa. Sehingga ada peningkatan produksi sebesar 46%. Dengan adanya peningkata produksi ini diharapkan dapat meningkatkan omzet UKM.