Sekolah yang punya kepedulian pada lingkungan sehat, bersih, serta indah disebut sebagai Sekolah Adiwiyata. Melalui Program Adiwiyata, diharapkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, sehingga mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan. Sekolah Adiwiyata diwujudkan dengan prinsip edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Sementara komponen untuk mencapai Sekolah Adiwiyata meliputi: (a) kebijakan berwawasan lingkungan, (b) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, (c) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan (d) pengelolaan sarana pendukung sekolah ramah lingkungan. Demikian penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Wahyu Satria Bhakti, ST, MT, di sela-sela acara Studi Lingkungan Bersama Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya. Pak Wahyu adalah pengiat Sekolah Adiwiyata dan baru saja menyelesaikan riset tesisnya terkait Sekolah Adiwiyata.
Acara yang dimaksud merupakan bentuk sumbangsih Jurusan Teknik Lingkungan ITATS untuk turut serta berkontribusi mewujudkan Sekolah Adiwiyata. “Sebagai penyelenggara pendidikan tinggi di bidang Teknik Lingkungan, maka sudah sepatutnya Jurusan Teknik Lingkungan memberikan peran sertanya”, demikian ucap Bapak Achmad Chusnun Ni’am, SSi, MT, PhD selaku Ketua Jurusan. Peran serta yang diwujudkan melalui penyelenggaraan acara di Kampung Edukasi Lingkungan Jambangan Surabaya. Pak Ni’am menambahkan, bahwa pada kegiatan ini, Teknik Lingkungan ITATS berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup kota Surabaya dan Lembaga swadaya Masyarakat W Queen.
Kegiatan diikuti oleh perwakilan Sekolah Adiwiyata tingkat SMP di Surabaya.Para siswa dan guru mendapatkan banyak manfaat dari penyelenggaraan kegiatan. Peserta difasilitasi untuk belajar banyak hal, khususnya melalui kunjungan ke: (a) Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan, (b) Rumah Magot pak Syarif di Kampung Cincau Kebonsari Surabaya, dan (c) Rumah Kreatif Indah Alam Jambangan. Pada ketiga lokasi ini, peserta menyaksikan dan belajar secara langsung tentang proses pengangkutan sampah dari rumah dan fasilitas lainnya, untuk kemudian diangkut ke PDU TPS3R Jambangan, sebelum dibuang ke TPA Benowo.
Selain itu, para peserta juga belajar tentang proses budidaya BSF Magot, tentang bank sampah, dan tentang pemanfaatan sampah menjadi kompos. Kegiatan makin menarik, karena acara dihadiri para praktisi lingkungan yang berperan sebagai narasumber, diantaranya yaitu Ibu Risnani Pudji Rahayu, selaku owner W Queen Surabaya; dan Bapak Syarif, sebagai wirausahawan Magot di Kampung Cincau Kebonsari.
Rekan-rekan alumnus SMA/SMK/MA, lanjutkan kepedulian kalian terhadap lingkungan dengan menempuh studi di Jurusan Teknik Lingkungan ITATS. Sampai saat ini, pendaftaran mahasiswa baru masih dibuka. Paling menarik, Jurusan Teknik Lingkungan menyiapkan beasiswa senilai delapan juta untuk para pendaftar. Beasiswa diwujudkan dalam bentuk pembebasan Dana Pengembangan Pendidikan (DPP). Jadi, segera saja manfaatkan kesempatan berharga ini dengan menjadi bagian dari Jurusan Teknik Lingkungan yang telah terakreditasi “Baik Sekali”. Kami bangga menyambut rekan-rekan mahasiswa baru Teknik Lingkungan yang nantinyaakan menjadi ahli, tokoh, dan pelopor di bidang lingkungan. (red. ULF)