“Tidak ada yang mudah dan jalan tidak akan pernah menjadi lebih mudah. Namun, kita yang akan menjadi makin pintar, makin tangguh, dan makin berkembang”. Kutipan tulisan Azrul Ananda inilah yang menginspirasi Bapak Achmad Chusnun Ni’am, S.Si, MT untuk terus bersemangat mengejar mimpinya melanjutkan studi S3. Bapak Ni’am adalah Dosen Jurusan Teknik Lingkungan yang bergabung dengan ITATS sejak tahun 2014 lalu.
“Setelah belum berhasil berangkat studi ke Leibniz Universitat Hannover, saya terus berusaha bersabar dengan mimpi saya, sehingga saya harus terbangun untuk mewujudkannya”, demikian Pak Ni’am mengawali cerita tentang pengalamannya sehingga berhasil menempuh studi S3 di Chung Yuan Christian University, Taiwan.
Semangat Dosen belia ini dalam meraih mimpinya, tergambar dari pesan yang dikirimkannya melalui WhatsApp. Bapak Ni’am menuliskan, “sabar bukan berarti menyerah dengan keadaan, Allah adalah sutradara terbaik dalam hidup. Oleh karena itu, saya senantiasa untuk mengikuti alur cerita yang telah Allah gariskan kepada saya”. Beliau bahkan mengutip pernyataan Alexander Graham Bell dan menyatakan bahwa, jika satu pintu tertutup, maka pintu lain akan terbuka, hanya terkadang kita terlalu lama terpaku di depan pintu tertutup tersebut. Pesan yang disampaikan Dosen berpenampilan kalem ini adalah “kita harus selalu bangkit dan menemukan harapan kita kembali dengan jalan yang lain. Seperti itulah hingga akhirnya saya menemukan Taiwan sebagai dermaga saya. Taiwan adalah bentuk ikhitar dari hablun minallah dan hablun minnannas saya”. Di Taiwan, Bapak Ni’am berkesempatan memperdalam ilmunya di jurusan Environemental Engineering dengan dukungan pendanaan dari Laboratorium dan Profesor pembimbingnya.
“Allah Sungguh Maha Baik dalam merencanakan hidup saya”, Pak Ni’am yang merasa makin disiplin dan peduli terhadap kelestarian lingkungan sejak tinggal di Taiwan kembali menambahkan. “Beberapa waktu lalu, saya dipercaya untuk mengikuti dua conference international sekaligus, yaitu di Annapolis, USA dan Tokyo, Japan. Kedua conference ini sepenuhnya dibiayai oleh pihak kampus, alias gratis”
Saat ini, beliau fokus menekuni bidang ilmu recovery of solid waste. Melalui bidang ini, Dosen yang dikenal sangat akrab dengan mahasiswanya, berharap pada saat lulus nanti, akan kembali ke tanah air agar bisa berbagi dan berkontribusi untuk Indonesia. Menebarkan energi positif kepada mahasiswa ITATS, sehingga senantiasa antusias dalam belajar adalah impian Pak Ni’am berikutnya. Inspirasi sebagaimana disampaikan Pak Ni’am, semoga menjadi motivasi bagi para alumni dan siswa siswi SMA/SMK/MA kelas XII, untuk segera bergegas mendaftar kuliah di ITATS. Tersedia kesempatan mendapatkan beasiswa dalam bentuk pembebasan Dana Pengembangan Pendidikan untuk semua Jurusan sampai dengan Pebruari 2019. Raih impian kalian dengan kuliah ITATS, karena ITATS adalah kampus terbaik bagi generasi millenial. (Red. Ni’am dan ULF)