“Recovery Valuable Metals from Solid Waste Using Liquid Membrane”, demikian topik disertasi yang mengantarkan Bapak Achmad Chusnun Ni’am, S.Si, MT, PhD, meraih gelar Doktoralnya dari Chung Yuan Christian University, Taiwan. Dosen Jurusan Teknik Lingkungan yang berpenampilan kalem ini, mampu menyelesaikan studi S3 nya dalam waktu relatif singkat. Beliau mengawali studinya pada Februari 2017, dan tepat di bulan Februari 2020, Pak Ni’am telah kembali menginjakkan kakinya di tanah air. Sebuah prestasi membanggakan bagi seluruh sivitas akademika ITATS.
“Selain berhasil mempublikasikan karyanya dalam tiga jurnal internasional, saya juga berkesempatan mempresentasikan hasil riset disertasi pada conference international di Annapolis, USA dan Tokyo, Japan”, dengan penuh syukur, Pak Ni’am menceritakan pengalamannya menyelesaikan studi. Menurut dosen belia yang pernah dikukuhkan sebagai Cak Persahabatan Gresik tahun 2008 ini, tantangan terberat selama menempuh studi di luar negeri, bukanlah di bidang akademik. “Saya kesulitan mendapatkan asupan makanan halal, padahal saya butuh cukup nutrisi agar kesibukan penyelesaian riset saya dapat berjalan baik”, demikian anak pertama dari dua bersaudara ini berucap.
Riset yang diselesaikan Pak Ni’am sungguh luar biasa, sehingga tidak salah kalau Bapak Ni’am mendapatkan kesempatan mengaplikasikan risetnya di skala industri. Sampai saat ini, solusi permasalahan limbah masih merupakan upaya menurunkan konsentrasi bahan pencemar sehingga tidak melampaui batas baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Namun demikian, hasil penelitian Pak Ni’am mendapatkan temuan bahwa konsentrasi bahan pencemar, khususnya logam, tidak hanya mampu diturunkannya. Lebih dari itu, logam yang awalnya merupakan bahan pencemar dalam limbah, dapat di-recovery sehingga menjadi bahan bermanfaat dengan nilai ekonomi tinggi. Proses pengolahan limbah yang ditawarkannya harus melalui tiga tahapan, yaitu proses leaching, solvent extraction, dan membrane.
Dosen muda yang sempat melangsungkan pernikahannya semasa menempuh studi di Taiwan ini adalah salah satu dosen berprestasi ITATS. Proses pembelajaran berkualitas baik, salah satu kunci keberhasilannya ditentukan oleh kualitas para dosen. ITATS menyadari benar akan hal ini, sehingga puluhan dosen dikirim untuk menyelesaikan studi S3, baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan usia menginjak 29 tahun, masih terbentang luas kesempatan bagi Bapak Ni’am untuk menorehkan prestasi serta sumbangsih bagi bangsa dan negara, khususnya untuk ITATS.
Selamat datang Bapak Ni’am. Senantiasa tebarkan energi positif bagi kami sivitas akademika ITATS, khususnya kepada para mahasiswa. Tetaplah menjadi inspirator dan motivator bagi generasi muda bangsa, termasuk kepada para alumni dan siswa siswi SMA/SMK/MA kelas XII yang segera akan mendaftar kuliah di ITATS. Tersedia kesempatan mendapatkan beasiswa dalam bentuk pembebasan Dana Pengembangan Pendidikan untuk sembilan Jurusan. Raih prestasi seperti halnya yang diraih Pak Ni’am dengan kuliah ITATS, karena ITATS adalah kampus terbaik bagi generasi millenial. (Red. ULF)