Dalam keseharian, sampah plastik dengan mudah ditemukan di perairan, termasuk dalam aliran sungai. Sesuai berjalannya waktu, sampah plastik akan mengalami degradasi atau penguraian. Bentuknya akan berubah menjadi potongan-potongan kecil yang dikenal dengan istilah mikroplastik. Potongan-potongan tersebut dapat berbentuk fragmen, film sangat tipis, butiran bulat halus, atau serat. Akan disebut sebagai mikroplastik, saat remahan sampah plastik berukuran lima milimeter hingga satu mikron.
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh makhluk hidup, termasuk manusia. Mikroplastik akan mengendap dalam saluran pernapasan, pencernaan, atau organ tubuh penting lainnya. Mikroplastik tidak hanya berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai yang disebutmikroplastik sekunder. Juga terdapat mikroplastik primer, yang sengaja diproduksi dalam ukuran sangat kecil untuk kebutuhan produk kecantikan, misalnya Polyethylene Microbeads. Mikroplastik juga mengandung berbagai zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan. Semakin kecil ukuran partikel plastik, akan semakin efisien dalam
mengakumulasi toksin atau zat berbahaya di lingkungan.
Bahasan sebagaimana disampaikan adalah sekelumit dari materi yang dipelajari mahasiswa Teknik Lingkungan saat melakukan pengukuran kualitas air di Sungai Kali Surabaya. Pengukuran dilakukan di bagian hulu sungai yang berada di Wringinanom Gresik. Kegiatan dilakukan sebagai bagian dari proses belajar mengajar mata kuliah Hidrologi. Ibu Dr. Yulfiah, ST, MSi, selaku dosen pengampu mata kuliah menyampaikan bahwa, selain belajar di kelas, mahasiswa perlu dibekalkan pengalaman untuk mampu melakukan pengukuran kualitas air secara langsung di lapangan. Dengan metode pembelajaran demikian, tentu akan memperkaya materi ilmu yang diperoleh mahasiswa. Kegiatan didukung ECOTON, sebuah organisasi penggiat lingkungan yang berkomitmen melindungi dan menyelamatkan lingkungan.
Dalam kegiatan pengukuran kualitas air Sungai Kali Surabaya, mahasiswa menjumpai adanya mikroplastik dalam air sungai. Temuan mahasiswa didominasi mikroplastik dalam bentuk fragmen dan fiber. Keberadaan mikroplastik dalam aliran sungai tentu saja sangat mengkhawatirkan, mengingat air Sungai Kali Surabaya sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai air baku PDAM Surabaya. Mikroplastik juga berpotensi masuk ke perut ikan. Plastik dalam ukuran sangat kecil, kurang dari satu mikron, akan sama dengan ukuran DNA dan virus, sehingga sulit teramati dan dengan mudah dapat masuk ke dalam jaringan tubuh.
Rekan-rekan alumni SMA, SMK, MA yang belum berkesempatan lolos UTBK, jangan putus asa. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bukan satu-satunya jalan meraih kesuksesan. ITATS, dengan metode pembelajaran berkualitas, siap memfasilitasi para generasi penerus bangga untuk mewujudkan cita-cita dan impiannya. Seperti para mahasiswa Teknik Lingkungan yang selalu semangat dan antusias belajar, mengasah diri agar siap berkontribusi memberikan solusi bagi kelestarian lingkungan. Selamat datang di kampus ITATS, selamat bergabung di Program Studi Teknik Lingkungan! (red. ULF)