KEGIATAN KKN 2025 TEKNIK LINGKUNGAN ITATS: AJAK WARGA DESA PLOSOBUDEN BERDAYA LINGKUNGAN LEWAT INOVASI BIOPORI DAN LILIN DARI MINYAK JELANTAH

Lamongan, Juli 2025 — Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Plosobuden, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan. Mengusung semangat pemberdayaan masyarakat dan kepedulian lingkungan, rangkaian kegiatan ini mencakup pelatihan pembuatan lubang biopori, lilin aromaterapi dari minyak jelantah, serta sosialisasi pengelolaan sampah dan praktik kreatif ecoprint pada totebag.

Solusi Resapan Sederhana: Biopori Bersama Karang Taruna

Pada Jumat sore, 18 Juli 2025, mahasiswa ITATS menggelar pelatihan pembuatan biopori yang diikuti anggota Karang Taruna Desa Plosobuden. Melalui praktik langsung, peserta diajak memahami pentingnya lubang resapan vertikal ini sebagai solusi terhadap genangan air dan pengelolaan limbah organik rumah tangga. “Lubang biopori bukan sekadar solusi teknis, tapi juga gerakan kolektif untuk membangun budaya hidup berkelanjutan,” ujar Gorin Revalandro, salah satu pemateri dari tim mahasiswa. Sampah organik yang dimasukkan ke lubang ini akan mengalami proses pengomposan alami, sehingga selain mengurangi limbah, juga menyuburkan tanah.

Motif Alami, Aksi Nyata: Santri Belajar Ecoprint Totebag

Pada keesokan harinya, Sabtu pagi 19 Juli 2025, mahasiswa mengajak 30 santri dari Madrasah Awwaliyah, Pondok Pesantren Al Ishlah untuk mengenal seni ramah lingkungan melalui teknik ecoprint. Menggunakan daun alami dan metode pounding, para peserta mencetak motif langsung ke permukaan kain totebag. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis sejak dini.

Minyak Jelantah Jadi Cahaya: Lilin Aromaterapi dari Limbah Dapur

Pada Sabtu sore, 19 Juli 2025, giliran kelompok PKK Desa Plosobuden yang mendapatkan pelatihan memanfaatkan limbah rumah tangga khususnya minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Sebanyak 34 peserta diajak langsung meracik lilin dengan cara memanaskan minyak jelantah bersama stearin dan pewarna dari krayon, lalu menambahkan aroma dari minyak esensial. Salah satu peserta, Ibu Jazilah, anggota aktif PKK, merasa antusias mengikuti kegiatan ini. “Ternyata mudah dan menyenangkan! Anak-anak pasti suka lilinnya karena berwarna dan wangi. Saya jadi ingin mencoba di rumah dan menjualnya kalau bisa,” ujarnya. Para peserta terlibat aktif dalam proses pembuatan dan menunjukkan ketertarikan untuk mengembangkan produk secara mandiri.

Dari Sampah ke Solusi: Edukasi dan Fasilitas Pengelolaan Sampah

Sebagai penutup, pada Minggu pagi, 20 Juli 2025, mahasiswa kembali hadir dengan agenda sosialisasi pengelolaan sampah. Bertempat di balai desa, warga diberikan edukasi tentang pentingnya memilah sampah organik dan anorganik, dampak sampah terhadap kesehatan, serta praktik sederhana dalam mengurangi limbah rumah tangga. Kegiatan ditutup dengan penyerahan bak sampah dan alat kebersihan kepada warga sebagai simbol komitmen kolektif untuk membangun lingkungan yang bersih dan sehat.

Similar Posts